Kamis, 27 Januari 2011

Karya Ila Ratna


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia termasuk dalam golongan tertinggi di dunia, jauh lebih tinggi daripada keanekragaman sumber daya hayati di Amerika maupun Afrika tropis, apalagi bila dibandingkan dengan daerah beriklim sedang dan dingin. Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10 persen dari flora dunia. Lumut dan ganggang ditaksir jumlahnya 35.000 jenis. Tidak kurang dari 40 persen dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia saja dan tidak terdapat di tempat lain di dunia.
            Dari sekian banyak jenis-jenis tumbuhan yang ada sebagian besar terdapat di kawasan hutan tropika basah, terutama hutan primer, yang menutup sebagian besar daratan Indonesia. Hutan ini mempunyai struktur yang kompleks yang menciptakan lingkungan sedemikian rupa sehingga memungkinkan beranekaragam jenis dapat tumbuh di dalamnya. Dari sekian banyak jenis tumbuhan yang ada banyak terdapat di dalamnya jenis-jenis yang kisran ekologinya sama tetapibanyak pula yang berbeda. Jenis-jenis tertentu mempunyai kisaran penyebaran yang luas dan menduduki berbagai macam habitat dan seirama dengan itu pula jenis semacam ini biasanya mempunyai variabilitas genetika yang tinggi.
            Dari keanekragaman sumber daya hayati di hutan primer tersebut tidak hanya terbatas pada jenis tumbuhan berkayu, namun juga ditumbuhi oleh beranekaragam tumbuhan bawah yang memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi. Tumbuhan bawah juga menjadu salah satu bagian dari fungsi hutan. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang sangat tinggi menyebabkan adanya kemungkinan masih banyak jenis-jenis tumbuhan bawah lainnya yang belum teridentifikasi, sehingga kita tidak mengetahui dengan jelas bagaimana keanekaragaman tumbuhan bawah yang sebenarnya.
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam arti luasnya. Pada umumnya, tumbuhan terdiri dari beberapa golongan antara lain pohon yaitu berupa tegakan dengan ciri-ciri tertentu. Kemudian dapat diketemukan semak belukar dan lain-lain tergantung dari ekosistem yang diamati. Tumbuhan bawah merupakan tumbuhan yang termasuk bukan tegakan atau pohon namun berada di bawah tegakan atau pohon (Odum, 1993).
Tumbuhan bawah berfungsi sebagai penutup tanah yang menjaga kelembaban sehingga proses dekomposisi yang cepat dapat menyediakan unsur hara untuk tanaman pokok. Di sini, siklus hara dapat berlangsung sempurna, guguran yang jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsure hara yang seperti diketahui akan diuraiakan oleh bakteri (Ewusia, 1990).
            Dalam hal melakukan identifikasi terhadap berbagai jenis tumbuhan bawah yang juga merupakan bagian dari keanekaragaman sumber daya alam hayati maka perlu dilakukan pengukuran-pengukuran, baik itu pengukuran secara langsung terhadap organisme yang bersangkutan ataupun dengan cara mengevaluasi indikator-indikator yang ada. Berbagai aspek yang dapat diamatai dalam rangka pengukuran keanekaragaman sumber daya hayati adalah : jumlah jenis, kerapatan atau kelimpahan, penyebaran, dominasi, produktivitas, variasi di dalam jenis, variasi atau keanekaragaman genetik, laju kepunahan jenis, nilai jenis atau genetik, jenis asli (alami) atau asing, dan berbagai indikator lainnya.
I.2  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ada di sekitar Kecamatan Gumbasa Kabupaten  sigi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Pengertian Tumbuhan Bawah
           Tumbuhan bawah adalah semua tumbuhan yang hidup di lantai hutan kecuali regenerasi pohon (anakan dan pancang) untuk melindungi tanah dari ancaman erosi serta memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah. Beberapa tumbuhan bawah diantaranya  adalah: (1) keluarga palma. jika tingkatan pohon dewasanya lebih tinggi dari 1,5  meter; (2) pandan. tidak ada kategori untuk jenis tumbuhan bawah ini: (3) paku- pakuan: dan (4) semak atau herba lainnya. Sebagaimana liana dan epifit jika tidak  dimungkinkan pengenalan jenis, penomoran spesimen/contoh (Palma sp1.. Paku- pakuan sp1., Herba sp1., dst). Ukuran petak contoh pengamatan tumbuhan bawah  bcrukuran 5x5 meter. Pada suatu wilayah, seringkali dijumpai adanya jenis tumbuhan bawah  yang dapat menunjukkan kualitas tempat tumbuh (Smith 1957 dalam Setiadi 1986).
Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup memerlukan persyaratan berikut: (a) mudah diperbanyak; b) sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan tanaman utama; (c) tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun; (d) tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi; (e) toleran terhadap pemangkasan, resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan, naungan, dan injakan; (f) mampu  menekan pertumbuhan gulma; (g) tidak akan berubah menjadi gulma; dan (h) tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu seperti duri dan sulur-sulur yang membelit. (Watson et al., (1961)
            Tanaman penutup tanah punya banyak manfaat bagi tanaman perkebunan antara lain sebagai pelindung permukaan tanah dari bahaya erosi, menjaga kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta menekan pertumbuhan gulma. Secara ekonomi, tanaman penutup tanah bermanfaat untuk memelihara kesuburan tanaman, mengurangi biaya pengendalian gulma, mengurangi penggunaan pupuk buatan sertamengurangi gangguan penyakit akar pada tanaman utama.
2.2  Kriteria tanaman yang cocok digunakan sebagai penutup tanah adalah:
1.    Dapat menutup tanah dengan sempurna dalam waktu singkat, sehingga tanah terlindung dari sinar matahari langsung, erosi permukaan dan tubuhnya gulma;
2.     Menghasilkan banyak bahan organik dan serasah sehingga mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah;
3.    Mempunyai sistem perakaran yang baik dan dalam sehingga mampumenambang hara dari lapisan dalam tanah untuk memperkaya lapisanpermukaan;
4.    Mampu memfiksasi Nitrogen bebas dari udara sehingga tidak menyaingipangambilan hara yang disediakan untuk tanaman utama;
5.    Tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam pemanfaatan air dan harayang tersedia.
6.    Tidak merupakan inang dari hama dan penyakit yang dapat menyerang tanamanutama.
7.     Mudah dibudidayakan dan mudah dibasmi bila tidak lagi diperlukan.
            Pada dasarnya tersedia banyak jenis TPT yang digunakan sebagai penutup tanah di perkebunan, tetapi yang umum digunakan adalah jenis kacangan yang tumbuh merambat di permukaan tanah. Jenis tanaman penutup tanah yang telah populer sebagai penutup tanah di perkebunan ada spesies Dari jumlah tersebut, yang paling luas penggunaannya adalah jenis Calopogonium dan Pueraria.(Watson et al., (1961)
2.3 Manfaat tanaman penutup tanah adalah sebagai berikut :
1. Mencegah erosi dan kehilangan unsur hara.
            Pada tanah yang berpasir, kacangan penutup tanah berperan besar dalammeningkatkan kemampuan tanah menahan air terutama pada lapisan 0-15 cm. Manfaatnyata dari kacangan penutup tanah terhadap peningkatan kemampuan tanah menahan air  ditunjukkan oleh penelitian Watson et al., (1961), dimana ditemukan bahwa akar  tanaman karet muda yang pakai kacangan penutup tanah dua kali lebih banyak dari akar tanaman yang pakai rumput atau Mikania. Pengaruh ini tetap nyata hingga 15 tahun kemudian, dimana ditemukan bahwa akar serabut tanaman karet pakai kacangan penutup tanah 37% lebih banyak dari pada tanaman yang tumbuh dengan penutup tanah alami.Erosi adalah bahaya paling besar terjadi di perkebunan di Indonesia karena tingginya curah hujan. Walaupun mahal, segala tindakan yang dapat mengatasi masalah harus tetap dilakukan. Tinggi endapan erosi yang tertampung pada teras lahan berlereng berkurang antara 3.3 – 13.4 cm per tahun apabila menggunakan kacangan penutup tanah dibanding bila hanya ditumbuhi rumput alami.(Watson et al., (1961)
2. Memperbaiki sifat fisik tanah. Memperbaiki struktur, kosistensi, permeabilitas dan porositas tanah.
            Tanaman penutup tanah ternyata sangat bermanfaat dalam memperbaiki sifat fisik tanahterutama struktur. Chan dkk., (1973) melaporkan dari hasil penelitiannya di Malaysiabahwa tanaman penutup tanah secara efektif dapat memperbaiki strukturtanah liat sehingga berpengaruh positifterhadap pertumbuhan tanaman utama. Dapat dilihat bahwa tanaman penutup tanah jenis kacangan dapat memperbaiki sifat fisik tanah liat yaitu agregasi, medium weight density, bulk density, permeabilitas(Chan dkk., (1973)
3. Meningkatkan bahan organik dan hara bagi tanaman.
 Pengaruh tanaman penutup tanah  terhadap peningkatan bahan organic dalam tanah.
            Daun yang dihasilkan penutup tanah, yang kemudian disumbangkan penutup tanah sebagai bahan organik kepada tanah oleh tanaman penutup tanah umur tiga tahun  tanaman penutup tanah jenis serelium menghasilkan daun lebih banyak daripada kacangan campuran konvensional dan gulma. Total berat kering daun yang dapat dihasilkan adalah 1544, 1048 dan 552 kg/ha/th masing-masing untuk Serelium, kacangan campuran dan gulma jenis P. conjugatum. Data ini memberi petunjuk bahwa tanaman penutup tanah Serelium mampu menghasilkan bahan organik bagi tanah tiga kali lipat yang dihasilkan gulma, dan satu setengah kali lipat yang dihasilkan kacangan campuran. Dari Tabel 4 ini juga terlihat bahwa Serelium mampu menghasilkan bahan organik secara konstan sepanjang tahun. Hal ini berkaitan dengan tingkat toleransi Serelium yang cukup baik terhadap kekeringan.(Nasution (1984)
Pengaruh tanaman penutup tanah terhadap kandungan hara.
            meneliti kadar kandungan hara yang terdapat dalam daun tanaman penutup tanah jenis Serelium dan kacangan campuran dibanding gulma sebagaimana tertera pada Tabel 5. tanaman penutup tanah memiliki kandungan hara N, P dan Ca lebih tinggi dari kandungan hara yang terdapat didalam gulma. Sedangkan untuk kandungan unsur hara lainnya seperti K, Mg, dan Mn tidak terlihat perbedaan yang sangat nyata.(Nasution (1984)
4. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
            Pengaruh tanaman penutup tanah dalam pencegahan erosi, memperbaiki sifatfisik dan kimia tanah berdampak positif terhadap peningkatan pertumbuhan tanamankaret. Hasil pengamatan perkembangan lilit batang tanaman karet pada berbagai jenis tanaman penutup tanah disajikan pada Tabel 10 (Nasution, 1984; pusparajah and Pusparajah, 1969). Dari Tabel 10 terlihat bahwa tanaman penutup tanah serelium memacu pertumbuhan tanaman paling cepat, disusul tanaman penutup tanah kacangan campuran dan gulma alami. Dampak positif tambahan dari penggunaan tanaman penutup tanah adalah penghematan biaya pemupukan. Tanaman yang dipelihara dengan tanaman penutup tanah praktis tidak lagi butuh tambahan pupuk an-organik. (Nasution, 1984; pusparajah and Pusparajah, 1969).
            Adapun manfaat tanaman penutup tanah yang lain adalah menahan dan mengurangi daya rusak butir-butir hujan dan aliran permukaan, sebagai sumber pupuk organik, dan untuk menghindari dilakukannya penyiangan yang intensif. Penyiangan intensif dapat menyebabkan tergerusnya lapisan atas tanah. Untuk menghindari persaingan antara tanaman penutup dengan tanaman utama, dapat dilakukan penyiangan melingkar. (Odum,1966).
       Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil analisis komunitas tumbuhan diajikan secara deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas itu sendiri (Heddy, dkk., 1986).
            Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian, dalam deskripsi struktur komunitas tumbuhan dapat dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara kuantitatif dengan parameter kuantitatif. Namun, persoalan yang sangat penting dalam analisis komunitas adalah bagaimana cara mendapatkan data terutama data kuantitatif dari semua spesies tumbuhan yang menyusun komunitas, parameter kualitatif dan kuantitatif apa saja yang diperlukan, penyajian data dan interpretasi data, agar dapat mengemukakan komposisi floristik serta sifat-sifat komunitas tumbuhan secara utuh dan menyeluruh (Soerianegara dan Indrawan, 1982).
        Pada ekosistem hutan alam yang kondisi vegetasinya sempurna, jumlah klorofil per satuan luas lebih banyak dibandingkan dengan ekosistem lainnya, hal itu disebabkan karena keanekaragaman yang tinggi dari spesies tumbuhan penyusunnya dan stratifikasi yang kompleks menempatkan daun-daun pada setiap strata tajuk, sehingga jumlah energi radiasi matahari yang dapat diubah menjadi energi kimia pada ekosistem hutan menjadi lebih banyak (Indriyanto, 2006).
            Produktivitas primer bersih mempunyai kegunaan yang sangat penting untuk memahami sebuah ekosistem karena hal itu dapat menggambarkan energi yang tersedia bagi seluruh komponen dalam rantai maupun jaring makanan. Ekosistem yang memiliki produktivitas primer yang bersih, akan menyokong organisme heterotrof yang jumlahnya sedikit dibandingkan dengan ekosistem yang memiliki produktivitas primer bersih tinggi. Produktivitas komunitas bersih yaitu kecepatan penyimpanan bahan organik yang tidak digunakan oleh pemakan (heterotrof) selama satu tahun atau selama musim pertumbuhan. Dengan kata lain bahwa produktivitas komunitas bersih, yaitu kecepatan penyimpanan bahan organik pada penghasil-penghasil primer yang telah ditinggalkan oleh pemakan (Odum, 1993).
            Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan diperlukan parameter kualitatif. Adapun beberapa parameter kualitatif komunitas tumbuhan antara lain fisiognomi, fenologi, periodisitas, stratifikasi, kelimpahan, penyebaran, daya hidup, dan bentuk pertumbuhan. Sedangkan parameter kuantitatif dalam analisis komunitas tumbuhan adalah densitas, frekuensi, luas penutupan,indeks nilai penting (INP), perbandingan nilai penting (summed dominance ratio), indeks dominansi, indeks keanekaragaman, indeks kesamaan, dan homogenitas suatu komunitas. Adapun metode pengambilan contoh untuk analisis komunitas tumbuhan adalah metode petak yang terbagi atas metode petak tunggal dan metode petak ganda, metode jalur, metode garis berpetak, metode kombinasi, dan metode kuadran (Setiadi, 1983).







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Waktu dan Tempat
praktikum magang ini dilaksanakan pada Instansi Balai Taman Nasional Lore Lindu Propinsi Sulawesi Tengah selama 2 bulan, dimulai pada tanggal 18 Oktober 2010 sampai dengan 18 Desember 2010. Lokasi yang digunakan adalah Desa Tuva tepatnya di Saluki  disekitar kawasan Kalipapan dan daerah Penangkaran Maleo.

3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktek magang ini adalah kertas, plastik, tali rapiah, label, buku lapangan, pensil 2B, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam praktek magang ini adalah sampel tumbuhan bawah.

3.3 Metode kerja
a) Metode yang digunakan yaitu metode Eksplorasi yaitu menjelajahi wilayah penelitian secara langsung kelapangan.
b) Jenis-jenis tumbuhan bawah dijumpai dan diketahui di tulis dengan nama lokal dan nama latin.
c) Jenis tumbuhan bawah yang belum diketahui nama ilmiahnya difoto atau diambil sampelnya kemudian di identifikasi.
d) Pengumpulan data dari hasil yang ditemukan melalui hasil wawancara.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
            Saluki terletak di Desa Tuva, berjarak 50 km ke arah Selatan kota Palu, berada dalam wilayah kerja Bidang Pengelolaan Wilayah I Saluki TNLL, termasuk dalam kecamatan Gumbasa. Terdapat pula sebuah bumi perkemahan dengan pemandangan indah di sekitarnya dengan kapasitas maksimal 500 pengunjung.dan Perjalanan ke Saluki dapat ditempuh selama kurang lebih I,5 jam dengan menggunakan mobil atau angkutan umum dan Palu dengan kondisi jalan yang cukup baik.
. Tuva sendiri merupakan salah satu kawasan yang masuk di dalam wilayah kecamatan Gumbasa kabupaten Sigi provinsi Sulawesi.Tengah.Provinsi Sulawesi Tengah dibentuk tahun 1964 dimana sebelumnya Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah keresidenan di bawah Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara-Tengah.Provinsi yang beribukota di Palu ini terbentuk berdasarkan Undang-undang No. 13/1964.
Ø  Kondisi Geografis
Desa Tuva memiliki luas wilayah 32 Km2 yang berbatasan langsung dengan :
·      Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Lindung Lore-Lindu
·      Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Salua Kecamatan Kulawi
·      Sebelah Barat berbatasan dengan Tutu Fongi
·      Sebelah Utara berbatasan Desa Omu kecamatan Gumbasa

            Kondisi tanahnya yaitu lempung berpasir karena daerahnya yang berdekatan dengan aliran sungai, namun cukup subur untuk ditanami tumbuhan. Desa ini berada pada daerah dataran tinggi dan dialiri banyak sungai, salah satu sungai yang mengalir di desa Tuva adalah sungai Miu.Desa ini di pengaruhi dua musim yaitu musim panas (kering) dan musim dingin (hujan) dengan suhu rata-rata 27ºC.Adapun Panjang jalan raya 4 km sepanjang jalan trans untuk desa Tuva. Dimulai dari perbatasan desa Omu sampai keperbatasan desa Salua kecamatan Kulawi.
Ø  Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi
            Dalam aspek Sosial, Desa Tuva terdiri dari 3 Dusun dan 9 RT dengan dengan kondisi rumah umumnya permanen dan semi permanen, dan hanya sebagian kecil saja dengan kondisi darurat. Fasilitas Pendidikan terdiri atas 1 buah Sekolah Dasar (SD), MTs. Al-Khaeraat 1 buah dan 1 buah Taman Kanak-kanak (TK). Fasilitas Kesehatan terdiri atas 1 Unit Puskesmas Pembantu. Di desa Tuva terdapat kantor kehutanan sebanyak 1 buah. Untuk tenaga kesehatannya terdapat 1 orang suster dan 2 orang dukun bayi. Fasilitas Peribadatan sendiri terdapat 3 masjid dan gereja sebanyak 4 buah yang tersebar di desa Tuva. Keberadaan tenaga listrik sebagai sarana penerangan adalah merupakan yang sangat penting di tengah – tengah masyarakat, hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan listrik dari tahun – ke tahun.
            Dalam aspek Budaya, mayoritas penduduk asli desa Tuva di dominasi oleh suku Mandar dan Kaili Ado. Namun, dalam perkembangannya telah ada akulturasi antara suku asli dengan suku pendatang misalnya suku Toraja, Bugis, Jawa, Bada serta Batak. Pengaruh islam sangat kuat di kawasan ini, ditandai dengan adanya tradisi peringatan  maulid nabi, pengajian disetiap malam jumat, dan pawai obor untuk menyambut bulan Ramadhan.
            Dalam aspek ekonomi, desa Tuva sendiri memiliki potensi baik dari sumberdaya alamnya (dari perkebunan (seperti Kelapa, coklat), peternakan (seperti Peternakan Ayam  Kampung dan Sapi), Penangkaran burung Maleo, perikanan (air tawar) maupun dari potensi sumber daya manusianya yang semakin meningkat. Untuk Tuva sendiri, terdapat industri perbengkelan khususnya untuk bengkel sepeda motor sebanyak 2 usaha, usaha penggilingan padi sebanyak 2 buah.
            Desa Salua terletak disebelah desa Tuva kedua wilayah ini merupakan wilayah pertanian terutama mata pencaharian masyarakat ini adalah tanaman coklat dan kelapa.





























4.2     Hasil
Adapun hasil pendataanyang saya lakukan adalah sebagai berikut :
Tabel Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ada Di wilayah Kecamatan Gumbasa
NO
Nama Indonesia
Nama Lokal
Nama Latin
Famili
1.
Rumput gajah
Jono bualo
Pennisetum purpureum
Poaceae
2.
Rumput belulang
-
Eleusine indica
Poaceae
3.
Pegagan
Dodoko
Centella asiatica
Mackinlayaceae
4.
Aur-aur
papojji
Commelina diffusa
5.
Sirih merah
Soggang
Piper crocatum
Piperaceae
6.
Rumput palem
Ekor Tupai
Setaria palmifolia
Poaceae
7.
Rumput bebek
-
Echinochloa colona
Poaceae
8.
Rumput teki
Tatari
Cyperus rotundus L.
Cyperaceae
9.
Mikania

Mikania micrantha
Asteraceae
10.
Euphorbia
Pakuli bundu
Euphorbia dentata
Euphorbiaceae
11.
Putri malu
Putri malu
Mimosa pudica
Fabaceae
12.
Rumput merak
Padalosa
Themeda arguens
Poaceae
13.
Pecut kuda
Dawati ati
Verbenaceae
14.
Bayam pasir
Dadoko
Cyathula prostrata
Amaranthaceae
15.
Ekor Anjing
Tunga tumangi
Heliotropium indicum
Boraginaceae
16.
Ceplukan
Valampanga
Solanaceae
17.
Bunga bintang
-
Isotoma longiflora
Campanulaceae
18.
Ilalang 
Padenna
Imperata cylindrica L
Poaceae
19.
Bamban
Botedalam
Donax cannaeformis
Marantaceae
20.
Kongea
Pakuli buggi
Congea tomentosa
Verbenaceae
21.
Rumput mutiara
-
Hedyotis corymbosa L
Rubiaceae
22.
Hiptis
Simambu
Hyptis capitata
Lamiaceae
23.
Kaso  
Biro
Saccharum spontaneum
Poaceae
24
Urang-aring
Mangarada
Eclipta alba (L.)
Asteraceae

4.3 Pembahasan
1. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
 : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
 : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi            : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas          
  : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas   
  : Commelinida
Ordo              : Poales
Famili        
   : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus            : Pennisetum
Spesies      
   : Pennisetum purpureum Schumacher

Deskripsi        
            Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. (Manglayang Farm Online, 2009)
            Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus enghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah mlongsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.
2. Eleusine indica (Rumput belulang)
Klasifikasi
Kingdom                    : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
               : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
               : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
                          : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                           : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
                    : Commelinida
Ordo                            : Poales
 Famili
                         : Poaceae (suku rumput-rumputan)
 Genus
                         : Eleusine
Spesies                        : Eleusine indica (L.) Gaertn
   
Deskripsi
            Eleusine indica (Rumput belulang) Batang eleusine indica membentuk rumpun yang kokoh dengan perakaran yang lebat, tumbuh tegak atau adakalanya sebagian merambat, membentuk cabang, dan sering membentuk akar pada buku terbawah, tingginya 12-85 cm, bentuk batang agak pipih, upih daun membungkus pangkal batang bertumpang tindih. Helai daun panjang, bentuk garis, bagian pangkal tidak menyempit, ujungnya runcing atau agak tumpul, pada bagian pangkal selalu terdapat beberapa rambut panjang yang jarang, sering melipat kedalam, ukurannya 12-40 cm panjang dan 4- 10 mm lebar Rumput ini bermanfaat karena punya kandungan kimia yaitu mengandung saponin, tanin, polifenol, protein dan lemak Daun digunakan sebagai obat bisul, Penyubur rambut.
3. Pegagan (Centella asiatica)
Klasifikasi
Kerajaan    : Plantae
Ordo          : Apiales
Famili        : Mackinlayaceae
Genus        : Centella
Spesies       : Centella asiatica

Deskripsi
            Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan pennutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.
            Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)
Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi. pegagan pada penelitian di rsu dr.soetomo surabaya dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah,Penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.
            Efek farmakologis : Tumbuhan ini bersifat : Manis,sejuk. Anti infeksi, Anti racun, Penurun panas, Peluruh air  seni ( Diuretikum), Anti lepra, Anti sifilis sekaligus merevitalisasi sel kulit. Anti lepradan anti sifilis berasal  daritriterpenoida; asiaticoside dan vellarine. Daun sebagai astringensia dan tonikum. Pegagan dikenal  untuk revitalisasi sel tubuh dan untukkesuburan wanita. Memperbaiki sirkulasi dengan revitalisasi pembuluh darah (mempertinggi permeabilitas kapiler).
4. Aur-aur (Commelina diffusa)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
                : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
         : Commelinidae
Ordo
                 : Commelinales
Famili
               : Commelinaceae
Genus
                : Commelina
Spesies
              : Commelina diffusa Burm.
     
Deskripsi
            commelina diffusa tumbuh menjalar, bentuknya bulat dan lunak, tidak berambut, warnanya hijau muda bercorak ungu, buku-bukunya mengeluarkan akar dan tunas cabang, bagian ujung batang tagak atau melengkung tingginya 5-60 cm. helai daun berbentuk lanset umumnya berukuran panjang kurang dari enam kali lebarnya, permukaannya licin, pangkalnya berbentuk bundar dan tidak simetris, ujungnya agak runcing, tepinya terasa kasar bila diraba, ukurannya 2,5-8 cm panjang dan 0,75-2,5 cm lebar. . Karangan bunga berdiri sendiri, bertangkai, serupa bungacabang berseling, dengan dua cabang; cabang paling belakang jauh di luar daun pelindung, berbunga 1 – 3, panjang 1 – 2 cm; cabang paling muka lebih pendek, berbunga 2 – 5, panjang 0.5 – 1 cm. Daun pelindung berbentuk jantung, denga tepi bebas dan ujung meruncing, panjang 1 – 3 cm. Bunga zygomorph, berumur pendek. Daun kelopak 3, tipis, panajang 3 – 4 mm, yang paling belakang lebih sempit, yang paling muka 2 pada pangkalnya melekat. Daun mahkota 3, bebas, panjangnya 0.5 – 1 cm, berwarna biru cerah, yang paling belakang berkuku, yang paling muka duduk, lebih kecil. Bakal buah beruang 3. buah kotak, memanjang, panjang kurang lebih 7 mm, pecah menurut ruang, berisi 3 – 5 bij. Biji bertonjolan bentuk jala. Hidup terutama di daerah lembab atau becek, dengan ketinggian 1 – 2000 m. Kandungan Kimia : Daun mengandung saponin, polifenol dan flavonoida. Khasiat dan penggunaan : Daun untuk obat luka, demam, sakit kepala dan peluruh keringat.).
5.        Sirih merah ( Piper crocatum)
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
                    : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas             : Magnoliidae
Ordo
                     : Piperales
Famili                   : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus
                   : Piper
Spesies
                 : Piper crocatum Ruiz & Pav.5.
Deskripsi
            Sirih merah adalah tumbuhan merambat yang ditanam orang karena khasiat pengobatan dan juga keindahan daunnya. Tumbuhan ini masih berkerabat dekat dengan sirih maupun lada. Nama ilmiah tumbuhan asal Sulawesi ini adalah Piper ornatum, namun beberapa pustaka mengacaukannya dengan Piper crocatum, tumbuhan yang tidak dibudidayakan yang berasal dari benua Amerika. salah satu tanaman obat potensial yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping juga memilikinilai spritual yang tinggi. sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias olehpara hobis, karena penampilannya yang menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap.
            Sirih merah juga dipercaya mengandung sejumlah senyawa aktif, antara lain : flavonoid dan polevenolad yang bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik dan antiinflamasi. Sedangkan senyawa alkoloid mempunyai sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistem heterosiklik. Seperti yang sudah dikatakan, sirih merah bisa dimanfaatkan untuk mengobati diabetes dan menurunkan hipertensi. Secara empiris ekstrak daun sirih merah dalam pemakaian tunggal atau diformulasikan dengan tanaman obat lain mampu membatasi aneka keluhan. Contohnya gangguan gula darah, peradangan akut pada organ tubuh, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim, leukemia, TBC dan radang hati, wasir, jantung koroner, darah tinggi, dan asam urat.
6.                  Rumput palem (Setaria palmifolia)
Klasifikasi
Kingdom             : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
        : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
        : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
                   : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
            : Commelinidae
Ordo
                    : Poales
Famili
                 : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
                 : Setaria
Spesies
                : Setaria palmifolia (J. Koenig) Stapf

Setaria palmifolia

Deskripsi
            Herba rerumputan perennial, menegak, merumbai, mencapai 1,5 meter. Daun dengan ligula dipenuhi rambut halus yang rapat.bentuk menyerupai palm, linear eliptik, lebar 30-120 mm, apeks akuminatus, tepi kasar. Perbungaan malai mencapai 80 cm panjang, berlepasan. Spikelet 2,5-3,5 mm, glume bawah 30% dari panjang spikelet, lima-tulang; glume atas 65-75% panjang spikelet, 5-7 tulang. Lemma bawah steril atau jantan, ada sepanjang spikelet; palea 50-75% lemma. Bulir dapat dibuat bubur makanan sebagai pengganti nasi bagi para survival. Dapat dimasak seperti beras atau tepungnya dapat dibuat roti, bubur dan pudding. Jeraminya dijadikan pakan ternak yang potensial.
7.    Rumput bebek  (Echinochloa colona)
Kingdom         : Plantae
(unranked)
     : Angiosperms
(unranked)
     : Monocots
(unranked)
     : Commelinids
Order
              : Poales
Family
            : Poaceae
Subfamily
       : Panicoideae
Genus
             : Echinochloa
Species
           : Echinochloa colona
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c2/Echinochloa_colona.jpg/220px-Echinochloa_colona.jpg
Deskripsi
            Rumput bebek merupakan tumbuhan akuatik yang tumbuh dengan cepat dan hidup mengambang di perairan. Bentuknya kecil, dengan panjang daun sekitar 5 mm. Lemna bereproduksi secara vegetatif tunas dan merupakan tumbuhan hari pendek (short day plant). Ketika rumput bebek sudah berkembang di perairan dapat dihilangkan dengan cara mekanis, yaitu dengan cara penambahan ikan herbivor atau dengan menggunakan herbisida. Budidaya rumput bebek sebagai sistem pembersihan perairan diharapkan dapat dilakukan dari skala rumah tangga hingga industri besar. Dengan demikian, kualitas perairan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap air akan meningkat. Selain itu, dengan budi daya rumput bebek dapat dijadikan alternatif sebagai pakan alami untuk hewan ternak karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi (sekitar 45%).
8.    Rumput teki (Cyperus rotundus L. )
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
                  : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas           : Commelinidae
Ordo
                   : Cyperales
Famili
                 : Cyperaceae
Genus
                 : Cyperus
Spesies
               : Cyperus rotundus L.
Cyperus rotundus
Deskripsi
            Akar teki atau Rumput teki (batang segitiga) hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm. Biasanya tanaman liar ini tumbuh di kebun, di ladang dan di tempat lain sampai pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.
            Kandungan kimia : Akar teki mengandung alkaloid, glikosida jantung, flavonoid dan minyak menguap sebanyak 0,3-1% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya. Akar yang berasal dari Jepang berisi cyperol, cyperene I & II, alfa-cyperone, cyperotundone dan cyperolone, sedangkan yang berasal dari China berisi patchoulenone dan cyperene. Kegunaan : Biasanya bagian yang di pakai sebagai obat adalah umbinya (rimpang). Kegunaannya antara lain sebagai obat kuat, obat sakit perut, obat untuk memperlancar kencing, obat cacingan, obat peluruh serta pengatur haid, sebagai air pencuci anti keringat, dalam bentuk air rebusan sebagai obat untuk penyakit mulut (obat kumuran), obat sakit gigi (akar tongkat dimamah atau sebagai bubuk), dan untuk obat borok. Di daerah Jawa, Akar Teki digunakan sebagai obat kecut (anti kejang) terhadap sakit rnencret. Minyak terbang yang terdapat pada tumbuhan ini dapat menghindarkan pertumbuhan Staphy / Iococcus sureus, tetapi beberapa organisme Iainnya tidak dapat dicegah pertumbuhannya dengan obat ini.
9.                  Mikania (Mikania micrantha)
Klasifikasi
Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi
   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Asteridae
Ordo               : Asterales
Famili             : Asteraceae
Genus             : Mikania
Spesies           : Mikania micrantha Kunth

Deskripsi
            Tumbuhan semusim , Tumbuhan merambat, Daun berbentuk hati dengan tepi daun bergerigi, berwarna hijau muda termasuk tumbuhan merambat dengan daun berbentuk hati dengan tepi daun bergerigi, berwarna hijau muda. Biasa digunakan untuk mengobati kencing manis, jerawat. Penghentian pendarahan (setelah sunat).
10.              Euphorbia (Euphorbia dentata )
Klasifikasi
 Kingdom            : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi                  : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas                   : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas            : Rosidae
 Ordo                    : Euphorbiales
 Famili                  : Euphorbiaceae
 Genus                  : Euphorbia
 Spesies                 : Euphorbia dentata Michx.
Euphorbia
 Dentata
Deskripsi
            Euphorbia dentata adalah herba tahunan berbulu dengan tegak atau agak tegak batang mencapai mana saja dari 20 sampai 50 cm tinggi. Its berbulu, daun menunjuk adalah beberapa sentimeter panjang, luas ke sempit berbentuk tombak, dan umumnya bergigi. Perbungaan muncul pada akhir cabang dan mengandung krim atau kekuningan bunga jantan atau bunga betina hanya beberapa milimeter lebar. Buah ini menjadi bola lobed atau kapsul berbentuk hati sekitar setengah sentimeter lebar yang berisi biji bulat bergelombang. Batang - Dari akar tunggang yang, beberapa dari dasar, bercabang, tegak untuk naik, herba, jarang papillose-hispid dan dibawah umur, sampai 60 cm (tinggi), silinder panjang, dengan getah susu. Beberapa rambut yang multiseluler. Daun - Sebagian besar berlawanan, petiolate. Petioles untuk 1,5 cm, pubescent sebagai batang, dengan alur bawah daun dangkal. Sekelompok kecil dari kelenjar menit sering hadir di dasar tangkai daun masing-masing.. Kelenjar sering kecoklatan. Blades tidak teratur dentate untuk subentire, bulat telur sampai lanset sempit, hingga +3 cm luas, 8cm panjang, pubescent atas dan di bawah, hijau kusam di atas, hijau kebiruan di bawah ini. Tangkai untuk 1.5mm panjang, gundul.
             Bunga - penutup (pada saat bunga mekar) putih-hijau, 3mm panjang, berbulu, nectary, (nectary hijau, panjang 1.2mm untuk) 5 lobed-, dengan single cupulate.. semburat lobus fimbriate dan seringkali dengan sebuah pink.. Ovarium hijau, gundul, 1.2mm diameter (pada saat bunga mekar. Styles 3, putih, gundul, menyebarkan, untuk 1mm panjang, dibagi hampir ke dasar dan muncul sebagai 6 kuning, 0,5 mm luasFilamen putih, gundul, jelas disambung dalam 1 apikal / 4. Stamens +/-30 per flower. Benang sari + / -30 per bunga. Kapsul 3-lobed, gundul, 3-unggulan. Kegunaan : - Diare akut. Malaria, demam. Membunuh serangga (insecticide). Radang anak telinga. Sakit gigi. Sesak napas (asmatis). Rematik. Sembelit. Gigitan ular (akar). Sifat kimiawi dan efek farmakologis :  Pahit, dingin, beracun. Batang setelah dihilangkan cairannya dengan pengolahan, berkhasiat menghilangkan bengkak (anti swelling), anti radang (anti inflarnast), anti diare, peluruh kentut.Kandungan kimia : Batang: Taraxerol, taraxerone, friedelan-3 alfa-ol, friedelan-3 beta-ol, epifriedelanol, sterol, progesterone, karbohidrat, asam amino, asam sitrat, asam malat, dan asam fumarat. Daun: Peroxidase, calsium oksalat, peptic substance, kanji. Getah: Euphorbol, euphol, cyeloartenol.
11.              Putri malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi
Kerajaan          : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Upafamili       : Mimosoideae
Genus             : Mimosa
Spesies           : M
imosa pudica
Deskripsi
            Putri malu ( Mimosa pudica) adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh, Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya. manfaat putri malu, diantaranya berkhasiat untuk mengatasi penyakit malaria. Akar dan bijinya berkhasiat untuk merangsang muntah. Para ahli pengobatan Cina dan penelitian AS serta Indonesia mengindikasikan, tanaman ini bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit lain, seperti radang mata akut, kencing batu, panas tinggi pada anak-anak, dan herpes. Sifat kimiawi dan efek farmakologis adalah Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), peluruh air seni (diuretic). Kandungan kimia tanaman ini adalah Mimosine.
12.              Rumput merak (Themeda arguens )
Klasifikasi
 Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom         : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  Kelas                    : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  Sub Kelas             : Commelinidae
  Ordo                     : Poales
   Famili                  : Poaceae (suku rumput-rumputan)
   Genus                 : Themeda
   Spesies                : Themeda arguens (L.) Hack
Rumput 
Merak
13.  Pecut kuda  (Stachytarpheta jamaicensis )
 Klasifikasi
 Kingdom             : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  Divisi                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  Kelas                   : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
  Sub Kelas            : Asteridae
  Ordo                    : Lamiales
  Famili                  : Verbenaceae
  Genus                  : Stachytarpheta
   Spesies               : Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl

Pecut 
Kuda
Deskripsi
            Pecut kuda tumbuh liar di tepi jalan, tanah lapang dan tempat terlantar lainnya. tanaman yang berasal dari Amerika tropis ini dapat ditemukan di daerah cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari dan pada ketinggian 1-1500 m dpl. Pecut Kuda sebagai Obat Radang Tenggorokan, Batuk, Keputihan dan Hepatitis A Terna tahunan, tegak, tinggi 20-90 cm. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun berbantuk bulat telur, pangkal menyempit, ujung runcing, tepi bergerigi, permukaan jelas berlekuk-lekuk, panjang 4-8 cm, lbar 3-6 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk tersusun dalam poros bulir yang memanjang, seperti pecut, panjangnya 1-20 cm. Bunga mekar dalam waktu yang berbeda, ukuran kecil, berwarna ungu, jarang berwarna putih. Buah berbentuk garis, berbiji dua. Biji berbentuk jarum, berwarna hitam. Untuk jenis Stachytarpheta jamaicensis indica Vahl, tingginya mencapai 2 meter, dipelihara sebagai tanaman pagar dan mempunyai khasiat obat yang sama dengan jenis Stachytarpheta jamaicensis [L] Vahl. Pecut kuda dapat diperbanyak dengan biji. Sifat dan Khasiat : Rasa pahit dan sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai pembersih darah, anti radang dan peluruh kencing (diuretik).  Kandungan Kimia: Pecut kuda mengandung glikosa flavonoid dan alkaloid.
14.     Bayam pasir (Cyathula prostrata )
Klasifikasi
Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom     : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas          : Hamamelidae
Ordo                  : Caryophyllales
Famili                : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)
Genus                : Cyathula
 Spesies             : Cyathula prostrata (L.) Bl.
Bayam 
Pasir     

Deskripsi
            Sebuah ramuan yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini dapat tegak
atau tergantung di atas. Hal ini tumbuh hingga 50-100 cm., Batang adalah ramping,
kaku dan rapuh.. batang ini diwarnai merah.. Ini memiliki banyak cabang.  Ini adalah menebal dan sering membentuk akar pada node. Daun
 1.5-10 cm panjang 1-5 cm lebar.. Mereka yang menyempit di bawah tengah.  Tangkai daun 2-12 mm lama sehingga daun tampak terpasang langsung ke tangkai  Daun sering memiliki rambut merah di bawah dan
dekat pembuluh darah. Bunga-bunga sebagian besar dalam satu tangkai. dari axils daun atas. Ini rangkaian bunga adalah
 5-25 cm long. 5-25 cm Sepanjang itu bunga-bunga berada di cluster dengan 1-3 subur bunga dan beberapa yang steril. Buah atau biji oval dan sekitar 1.5 mm long and shiny brown. 1,5 mm panjang dan mengkilat coklat. bunga memiliki kait dan kecil  melampirkan ini untuk hal-hal memindahkan biji sekitar. Catatan. Hal ini digunakan dalam pengobatan.
15.    Ekor Anjing ( Heliotropium indicum L.)
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom     : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas                : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas         : Asteridae
 Ordo                 : Lamiales
  Famili              : Boraginaceae
  Genus              : Heliotropium
  Spesies            : Heliotropium indicum L.
Ekor 
Anjing
Deskripsi
            Tumbuhan Ekor kuda ini merupakan tumbuhan jenis rumpai ini memiliki batang yang menjulang ke langit. Ia bergerak kiri kanan bila ditiup angin bagaikan ekor anjing. Ia mempunyai ukuran daun yang agak panjang, seperti daun pokok sawi. Bunganya pula akan tumbuh pada batang yang menegak. khasiat pokok ekor anjing dari sudut perubatan herba dikatakan untuk merawat luka, jerawat dan demam panas serta sakit gigi. daun ekor anjing yang sudah ditumbuk lumat disapukan pada bahagian muka yang ada jerawat. SIFAT KIMIAWI : Seluruh herba; Kandungan kimia a.l: Seluruh herba : plantagin,aucubin, ursolic acid,bethasitosterol,hentria-contane dan plantaglucide yang terdiri dari methyl d-galacturonate, D-3galactose, L-arabinose dan L-rhammose. Vitamin B1, C, A dan kalium. Rhinantin,turunan dari naphazolin sebagaiandrenergik agent, menghilangkan nyeri urat. Biji : planterolic acid,plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, galacturonic acid dan rhammose), protein adenine, choline, catalpol, dan asamlemak; palmitic acid, succinic acid, stearic acid, arachidic acid, linolenicacid dan lenoleic acid. EFEK FARMAKOLOGIS : Tumbuhan ini bersifat : anti inflamasi (anti radang), peluruh airseni (diuretic), karena unsur K, peluruh dahak (mucolytic), menghentikan batuk (antitusiv), antiseptik karena glikosid aukubin, aphrodisiak memperbaiki penglihatan pada penderita kencing manis, hepatoprotektor, menormalkan aktivitas hati. Mempunyai Rasa manis dan sifat dingin
16.    Ceplukan ( Physalis angulata )
 Klasifikasi
 Kingdom        : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
  Sub Kelas       : Asteridae
   Ordo              : Solanales
   Famili            : Solanaceae (suku terung-terungan)
   Genus             : Physalis
    Spesies          : Physalis angulata L.

Ceplukan
Deskripsi
            Ceplukan atau ciplukan yang dalam bahasa latin disebut sebagai Physalis angulata merupakan salah satu tumbuhan herbal yang hidup semusim dan mempunyai tinggi sekitar 1 meter saja. Ceplukan atau ciplukan (Physalis angulata) yang mempunyai buah khas yang tertutup oleh pembesaran kelopak bunga ini kaya akan berbagai manfaat terutama sebagai tanaman herbal (obat-obatan). Daun ceplukan berbentuk bulan telur dengan ujungnya yang meruncing. Tepi daun terkadang rata terkadang tidak dengan panjang daun antara 5-15 cm dan lebar 2-10 cm. Bunga ceplukan (Physalis angulata) terdapat di ketiak daun, dengan tangkai tegak berwarna keunguan dan dengan ujung bunga yang mengangguk. Kelopak bunga berbagi lima, dengan taju yang bersudut tiga dan meruncing. Mahkota bunga menyerupai lonceng, berlekuk lima berwarna kuning muda dengan noda kuning tua dan kecoklatan di leher bagian dalam. Benang sari berwarna kuning pucat dengan kepala sari biru muda. Buah ceplukan (Physalis angulata) terdapat dalam bungkus kelopak yang menggelembung berbentuk telur berujung meruncing berwarna hijau muda kekuningan, dengan rusuk keunguan, dengan panjang sekitar 2-4 cm. Buah buni di dalamnya berbentuk bulat memanjang berukuran antara 1,5-2 cm dengan warna kekuningan jika masak. Rasa buah ciplukan manis dan kaya manfaat sebagai herbal.
            Khasiat dan manfaat :  Akar tumbuhan ciplukan dapat digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam. Daun Ciplukan (Physalis angulata) bermanfaat sebagai obat penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Sedangkan buah ciplukan sendiri sering dimakan langsung untuk mengobati epilepsi, sulit buang air kecil, dan penyakit kuning. Pada pohon ceplukan mengandung senyawa-senyawa aktif yang antara lain saponin (pada tunas), flavonoid (daun dan tunas), polifenol, dan fisalin (buah), Withangulatin A (buah), asam palmitat dan stearat (biji), alkaloid (akar), Chlorogenik acid (batang dan daun), tannin (buah), kriptoxantin (buah), vitamin C dan gula (buah).
17.    Bunga bintang  (Isotoma longiflora)
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom     : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi      : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                 : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas          : Asteridae
Ordo                  : Campanulales
Famili                : Campanulaceae
Genus                : Isotoma
Spesies               : Isotoma longiflora (Wild.) Presl
Bunga 
Bintang
Deskripsi
            Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan. Tanaman hias dan tanaman obat yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Kandungan Kimia :Tanaman obat Ki Tolod mengandung senyawa alkaloid, yaitu lobelin, lobelamin, dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Sifat dan Khasiat : Getahnya beracun, anti neoplasmik (anti kanker), anti inflamasi (anti radang), analgesik (penghilang nyeri) dan hemostatik (menghentikan perdarahan).
18.    Ilalang  ( Imperata cylindrica L.)
 Klasifikasi
 Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi      : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas                  : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Sub Kelas           : Commelinidae
 Ordo                   : Poales
 Famili                 : Poaceae (suku rumput-rumputan)
 Genus                 : Imperata
 Spesies               : Imperata cylindrica (L.) Beauv.
Imperata cylindrica      
Deskripsi
            Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian
  Terna rumput, berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun, tinggi 30 - 180 cm. Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna putih. Batang berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan bawah kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua. Perbanyaan vegetatif (akar rimpang). Secara umum, alang-alang digunakan untuk melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta tutupan daunnya yang rapat, memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan itu.
             Rimpang dan akar alang-alang kerap digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain. Akarnya dpt digunakan untuk:  menurunkan temperatur, melancarkan urine, menghentikan pendarahan, dan sebagai obat untuk pendarahan pada hidung, memuntahkan darah. gonorea ( kencing nanah) , hepatitis, infeksi ginjal. Kandungan kimia : mannitol, glukosa, asam malic, asam sitrat, coixol, arundoin, silindrin, fernerol, simiarenol, anemonin, esin, alkali, saponin, taninin, dan polifenol.


19.    Bamban (Donax cannaeformis)
 Klasifikasi
 Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Sub Kelas: Commelinidae
 Ordo: Zingiberales
 Famili: Marantaceae
 Genus: Donax
 Spesies: Donax cannaeformis (G.Forst.) K.Sch
Bamban
Deskripsi
            Bamban adalah suatu tanaman  yang dapat  tumbuh baik di lingkungan  dataran rendah. Tanaman yang satu ini memiliki ciri sebagai berikut ; termasuk herba menahun dengan tinggi 1-2 m, beracabang seperti semak, bentuk helaian daun bulat telur sampai memanjang, panjang  daun antara 13-26 cm dan lebarnya antara 4-14 cm. Bunga berwarna putih bertangkai yang panjangnya dapat mencapai 4 cm.  Benang sari tidak sempurna. Buah hampir bulat dengan warna putih dan  memiliki rambut halus. Penyebaran mulai daridataran rendah 1-1000 m dpl. Beberapa manfaat Bamban antara lain, sebagai bahan kerajinan tangan berupa anyaman, sebagai tali., salah satu bahan pembuatan atap daun rumbia, dll. Selain itu air pada celah daun muda yang masih menggulung dipercaya dan sering digunakan sebagai obat berbagai sakit mata.
20.              Kongea (Congea tomentosa)
 Klasifikasi
 Kingdom            : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas           : Asteridae
 Ordo                   : Lamiales
 Famili                 : Verbenaceae
Genus                  : Congea
Spesies                : Congea tomentosa Roxb
.
Kongea
21.              Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan )
Divisi           : Spermatophyta
Sub Divisi    : Angiospermae
Kelas            : Dicotyledoneae
Ordo             : Rubiales
Famili           : Rubiaceae
Genus           : Hedyotis
Spesies         : Hedyotis corymbosa L

http://htmlimg4.scribdassets.com/expds2mfjwv8b28/images/1-f985bfda6b/000.jpg
Deskripsi
            Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 – 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 – 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Kandungan kimia : Hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D- glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin). Kandungan flavonoid glycosides pada Hedyotis corymbosa (L.] Lamk. diduga mampu menghambat proses karsinogenesis baik secara in vitro maupun in vivo. Penghambatan terjadi pada tahap inisiasi, promosi maupun progresi melalui mekanisme molekuler antara lain inaktivasi senyawa karsinogen, antiproliferatif, penghambatan angiogenesis, cell cycle arrest, induksi apoptosis dan antioksidan
22.    Hiptis (Hyptis capitata)
Klasifikasi
Kingdom
          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
        : Asteridae
Ordo
                : Lamiales
Famili
              : Lamiaceae
Genus
              : Hyptis
 Spesies
           : Hyptis capitata Jacq.

 

Deskripsi
            Hyptis adalah ramuan, kasar rendah tumbuh dengan persegi batang dan akut, daun bergerigi. Bunga-bunga sessile yang putih di hampir sepanjang kepala sampai 2 cm diameter.  Kepala berubah dari hijau ke coklat gelap saat jatuh tempo, bertahan di ujung cabang. Benih atau nutlets adalah coklat. Daun tanaman ini berguna untuk untuk luka dan lecet untuk pencegahan infeksi.
23. Kaso  (Saccharum spontaneum L.)
Klasifikasi
Kingdom
          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
     : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi
     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi
               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas
                : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Sub Kelas
         : Commelinidae
Ordo
                 : Poales
 Famili
              : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
               : Saccharum
Spesies
             : Saccharum spontaneum L.
Kaso
Deskripsi
Kaso merupakan tumbuhan berupa rumpun, mengelompok, bertangkai tegak, keras tinggi 1,5 – 5m. Bunganya majemuk bermalai panjang 18-80cm tunggal tak bertiang. Tunaskaso muda jika diparut dan dibubuhi air dapat digunakan sebagai obat tetes sakit mata.
24.  Urang-aring (Eclipta alba L)
Klasifikasi
Kerajaan                : Plantae (Tumbuhan)
Ordo                       : Asterales
Famili                     : Asteraceae
Genus                     : Eclipta
Spesies                    : Eclipta alba L
Deskripsi
            Urang-aring (Eclipta alba (L.) adalah sejenis tumbuhan, kebanyakan ditemukan liar sebagai gulma, anggota suku Asteraceae. Terna semusim, dengan batang tegak atau berbaring, kerap bercabang-cabang, hingga 0,8 m. Batang bulat pejal, sering keunguan, dengan rambut putih. Daun berhadapan, duduk, lanset memanjang hingga bundar telur memanjang, 2–12,5 × 0,5–3,5 cm, dengan pangkal menyempit dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua permukaannya berambut. Bunga-bunga tergabung dalam bongkol bunga majemuk bertangkai panjang, selanjutnya 2-3 bongkol bersama-sama berkumpul di ujung (terminal) atau di ketiak. Daun pembalut dalam 2 lingkaran, panjang 5 mm, membentuk mangkuk. Bunga tepi dengan mahkota bentuk pita sempit, bergigi dua. Bunga cakram bentuk tabung, berwarna putih. Buah keras (achene) memanjang hingga serupa baji pendek, 2 mm, berbintil-bintil. Urang-aring menghasilkan zat pewarna hitam. Cairan sarinya digunakan untuk menghitamkan rambut dan untuk membuat tato[3]. Daun urang-aring diremas-remas dalam air, yang kemudian digunakan untuk mendinginkan kepala serta untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut. Cairan urang-aring dioleskan pada kepala bayi agar lekas mendapatkan rambut yang hitam. Seduhan urang-aring dalam minyak kelapa digunakan sebagai minyak penyubur rambut. Di tempat-tempat lain, urang-aring digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit, eksim, "kutu air", bahkan untuk mengatasi serangan hewan berbisa seperti sengatan kalajengking atau gigitan ular.












BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
1.    Jenis tumbuhan bawah yang telah banyak ditemukan yaitu famili Poaceae
2.    Terdapat Jenis Tumbuhan bawah yang  dimiliki oleh satu kawasan yang tidak dimiliki oleh  kawasan lainnya yaitu :
·           Dikawasan daerah Kalipapan terdapat jenis tumbuhan bawah  yaitu Sirih merah          (Piper crocatum ),Rumput palem (Setaria palmifolia) dan Urang-aring (Eclipta alba).
·           Daerah penangkaran maleo terdapat jenis tumbuhan bawah yaitu tumbuhan Kaso (Saccharum spontaneum L.)
·           Desa Salua terdapat jenis tumbuhan bawah yaitu Kongea (Congea tomentosa) dan Bunga bintang  (Isotoma longiflora), Sedangkan
·           Jenis-jenis tumbuhan bawah lainnya terdapat diketiga kawasan tersebut.
3.    Tempat penelitian baik di Desa Tuva dan Desa Salua memiliki nama lokal yang sama, tidak mempunyai perbedaan.

5.2    Saran
            Berdasarkan hasil praktek magang ini, perlu dilakukan penelitian berkelanjutan sehingga di dapat hasil studi floristik yang mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar